TELE juga terus menekan beban usaha, terutama sisi beban umum dan administrasi. Namun, upaya-upaya tersebut tak mampu mengangkat kinerja sehingga mengalami kerugian operasional Rp22 miliar.
Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan yang disampaikan, manajemen ragu dengan keberlangsungan perseroan. Pasalnya, defisiensi modal TELE mencapai Rp4,71 triliun dan total liabilitas lancarnya telah melebihi aset lancar Rp4,74 triliun.
Selain itu, TELE saat ini tengah menghadapi kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Meski proses PKPU dan rencana perdamaian sudah selesai, perseroan kesulitan untuk memenuhi penyelesaian PKPU melalui mekanisme restrukturisasi dalam Putusan Homologasi.
Sementara laporan keuangan tidak mengungkap fakta secara seluruhnya. Selain itu, laporan keuangan juga tidak mencakup penyesuaian yang mungkin harus dilakukan akibat kondisi ini.
(Rahmat Fiansyah)