Rhenald menggarisbawahi, persaingan menggaet iklan pun terjadi antara media konvensional seperti Net TV yang bergerak di layanan televisi free to air (FTA), alias televisi tak berbayar, dengan media digital lewat media sosial. Tak dipungkiri, saat ini iklan sudah banyak beralih ke konten digital.
Saat ini industri TV nasional, tengah menghadapi tekanan perkembangan teknologi yang mendisrupsi model bisnis. Era ini disebutnya #MO, yang diartikan bisnis masa kini harus mengkuti mobilisasi dan orkestrasi ekosistem data.
"Era ini membuat televisi dengan model heavy investment dan heavy assets tergantikan oleh televisi baru yang mengandalkan teknologi dan light asset. Sehingga saat ini semua televisi mengalami penurunan pendapatan dan menyaksikan munculnya model baru yang tanpa fixed cost," pungkasnya. (*)