Sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, dia menilai Indonesia memiliki posisi strategis dalam rantai pasok global.
"Serta masih adanya potensi besar untuk menarik investasi lebih lanjut di sektor pengolahan hilir nikel," kata Welly.
Obligasi SGER diterbitkan dalam dua seri. Pertama, Seri A dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp273,64 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,00 persen per tahun, yang berjangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Kedua, seri B dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp9,46 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,75 persen per tahun, yang berjangka waktu dua tahun sejak tanggal emisi. Obligasi ini telah mendapat rating idA- (Single A minus; stable outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
"Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja," kata dia.
(NIA DEVIYANA)