Selain itu, perseroan akan menjalankan diversifikasi usaha melalui sektor akomodasi jangka pendek. Saat ini, perseroan sedang melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk membuka lokasi usaha baru dengan tingkat hunian yang lebih tinggi guna mendorong pendapatan dari segmen ini.
"Kerja sama strategis dengan pihak ketiga juga sedang dijajaki dalam pengelolaan unit akomodasi," ujar manajemen.
Kemudian inovasi produk juga menjadi prioritas. Di mana perseroan berencana menambah varian produk yang dihasilkan serta membuka pasar baru agar dapat memperoleh kontrak-kontrak baru dari pelanggan potensial.
Dengan berbagai strategi pemulihan dan ekspansi tersebut, manajemen optimistis kinerja operasional dan keuangan perseroan akan membaik dalam beberapa kuartal ke depan.
Hingga akhir 2024, SINI masih mencatatkan rugi Rp30,9 miliar, dengan rugi per saham mencapai Rp64,37 per saham.
(DESI ANGRIANI)