IDXChannel - PT BNP Paribas Asset Management menilai langkah hawkish yang kemungkinan masih dilakukan Federal Reserve (The Fed) dengan menaikkan suku bunga tak memberi banyak sentimen negatif bagi pasar modal Indonesia.
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejauh ini masih baik ditopang sentimen dalam negeri.
Presiden Direktur PT BNP Paribas, Priyo Santoso, mengatakan terjadi inflow yang cukup tinggi dari investor asing dan kinerja IHSG menjadi salah satu yang terbaik di Asia. Adapun secara year to date (ytd) sampai Juli kinerja IHSG tumbuh positif sebesar 8,8%-9%.
"Jadi kami melihat pada saat ini untuk kinerja pasar saham di Indonesia sangat baik, karena ditopang kuatnya kebutuhan konsumsi domestik dari batu bara, kelapa sawit dan gas, dan satu sisi juga menimbulkan profit bagi investor pada akhirnya untuk berinvestasi juga di bursa Efek Indonesia khususnya untuk investasi di saham," jelas Priyo dalam webinar di Jakarta, Rabu (21/9/2022).
Senada, Head of Wealth Management Business Bank BTPN Helena mengatakan secara fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih memiliki peluang dan prospek yang sangat baik meski di tengah ketidakpastian.
“Kita bisa melihat adanya data pertumbuhan PDB, aktivitas ekspor terutama komoditas energi, pendapatan negara yang terus berkembang dan ruang kebijakan yang masih luas, meskipun terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai dalam berinvestasi di sisa akhir tahun 2022," ujar Helena.
Oleh karena itu, lanjut Helena, penting bagi investor untuk terus aktif memantau kondisi ekonomi dan pasar saat ini.
Helena mengingatkan masyarakat untuk tetap berinvestasi sesuai profil risiko dan tujuan investasi agar tetap aman.
“Pembagian investasi ini harus dibarengi dan disesuaikan dengan profil risiko kita, guna menemukan strategi investasi terbaik guna mencapai tujuan investasi kita,” kata Helena.
Strategi investasi yang bisa dilakukan investor di tengah ketidakpastian, khususnya pada triwulan IV 2022 yakni dengan melakukan diversifikasi investasi pada beberapa kelas aset sebagai langkah memitigasi risiko.
Pembagian porsi bisa dilakukan ke beberapa jenis investasi sesuai dengan profil risiko investor seperti pasar uang (deposito, reksa dana pasar uang), obligasi (obligasi pemerintah, reksa dana pendapatan tetap), dan saham (efek saham, reksa dana saham). (NIA)