Sementara saat ini, menurutnyam, rupiah berkinerja lebih baik dari negara-negara di Asia. Begitu juga dengan tingkat volatilitas yield obligasi yang lebih kecil dibandingkan negara lain.
"Namun, untuk posisi taktis jangka pendek, kami lebih memilih strategi investasi yang fokus pada income generation dibandingkan duration. Ketika outlook kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global sudah menunjukkan tren yang lebih stabil, maka barulah investor dapat beralih ke strategi yang sifatnya mengarah pada pengambilan risiko durasi," saran Djumala. (NIA)