Sejauh ini sebenarnya posisi asing itu tidak lagi ke signifikan dulu yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Menurut David hal itu karena dulu posisi asing sekitar 40% dari total kepemilikan di SBN nya dan ketika mereka masuk atau keluar itu biasanya menjadi inflection point daripada pergerakan rupiah.
“Nah sekarang yang paling utama harus kita perhatikan bukan lagi posisi asing di SBN tapi mungkin lebih bagaimana neraca dagang kita ya. Mungkin sejauh ini memang lebih dari 1 tahun ini neraca dagang kita surplus berturut-turut yaitu sudah ke bulan keberapa ini hampir 20 bulan ini kita terus berturut-turut mengalami surplus dari komoditas terutama,” jelasnya
Dengan demikian, yang perlu diwaspadai mungkin ke depan masih relatif kerangka terkait dengan harga minyak dan juga harga batu bara.
“Karena ini mempengaruhi juga kondisi BUMN energi dan secara tidak langsung juga bisa mempengaruhi kondisi fiskal kita itu mungkin yang namanya risiko yang masih harus kita hitung-hitung kedepannya,” pungkas David. (TIA)