Kharel menambahkan, pelemahan dolar AS juga bisa memperkuat daya tarik aset berbasis komoditas. “Ketika USD turun, mereka hedging ke commodity. Itu yang punya commodity kan Indonesia. Jadi benefit ini,” imbuh dia.
Sementara itu, pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai keputusan The Fed memangkas suku bunga akan membuka peluang positif bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Suku bunga AS yang dipangkas tentunya akan memberikan ruang gerak yang semakin baik untuk rupiah dan negara-negara emerging market,” tutur Michael, Kamis (30/10).
Michael menjelaskan, kebijakan tersebut juga memberi kelonggaran bagi bank sentral di negara berkembang untuk menyesuaikan arah moneternya.
“Karena artinya, bank sentral di negara EM bisa memiliki ruang lebih lega untuk kebijakan moneternya. Gap antara suku bunga AS dan EM akan menjadi lebih kecil,” demikian katanya.