sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

The Fed Siap Naikkan Suku Bunga, IHSG-Rupiah Berpotensi Tertekan

Market news editor Wahyudi Aulia Siregar
13/06/2022 05:58 WIB
Analis ungkap potensi tertekannya IHSG, Rupiah, hingga harga emas imbas The Fed bakal naikkan suku bunga acuan di pekan ini.
The Fed Siap Naikkan Suku Bunga, IHSG-Rupiah Berpotensi Tertekan (Dok.MNC)
The Fed Siap Naikkan Suku Bunga, IHSG-Rupiah Berpotensi Tertekan (Dok.MNC)

IDXChannel - Kinerja bursa saham global di akhir pekan kemarin berada dalam tekanan besar. Itu terjadi seiring dengan kekhawatiran akan munculnya resesi dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS atau The FED

The FED sendiri diperkirakan akan menaikkan bunga acuannya di pekan ini sebesar 50 basis poin, menjadi 1.5%.

Analis Pasar Modal, Gunawan Benjamin, mengatakan ekspektasi tersebut bukan tanpa alasan. Realisasi laju tekanan inflasi di AS yang mencapai 8.6% (YoY) di bulan Mei 2022, membuat The FED tetap akan lebih agresif dalam menaikkan besaran bunga acuannya. 

"Karena realisasi data inflasi tersebut lebih besar dari perkiraan sebelumnya sebesar 8.3%. Berdasarkan rilis data inflasi tersebut, bursa saham di AS maupun di Eropa bertumbangan akhir pekan kemarin," tulis Gunawan dalam keterangannya, Minggu (12/6/2022). 

Sementara itu IHSG dan Rupiah diperkirakan akan menyusul selama sepekan ke depan. Tekanan demi tekanan akan kembali menghantam pasar keuangan global tanpa terkecuali pasar keuangan kita. 

"Terlebih dalam sepekan ke depan, rilis data ekonomi yang seharusnya menopang laju pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan memburuk," jelasnya. 

Gunawan menyebutkan, hanya sentimen teknikal yang berpeluang membalikan keadaan. 

"Artinya bisa saja di saat tertentu pasar keuangan berbalik menguat, tetapi itu lebih dikarenakan faktor teknikal. Kewaspadaan perlu ditingkatkan, karena selain The FED yang diperkirakan akan menaikkan bunga acuan, Bank Sentral Inggris atau BoE juga akan menaikkan besaran bunga acuannya. Diperkirakan akan naik sebesar 25 basis poin," sebutnya. 

Yang tak kalah penting, kata Gunawan, bukan hanya kewaspadaan dengan kebijakan besaran bunga acuan saja. Apa yang menjadi pertimbangan Gubernur Bank Sentral AS dalam testimoninya akan turut mempengaruhi  perkembangan kinerja pasar keuangan ke depan. 

"Karena, gambaran ekonomi yang disampaikan jauh lebih berpengaruh terhadap kinerja pasar keuangan untuk waktu yang lebih lama," tukasnya. 

Sejauh ini pelaku pasar tengah mengkuatirkan bahwa tingginya laju tekanan inflasi, yang dibarengi dengan kebijakan menaikkan bunga acuan akan menggiring ekonomi masuk dalam jurang resesi. 

"Semakin kesini gambaran tersebut semakin nyata. Tekanan pasar selama sepekan ke depan juga bisa diminimalisir dengan sikap Bank Indonesia yang saya perkirakan akan bernada hawkish, atau cenderung bersikap untuk menaikkan besaran bunga acuan BI 7 DRR," jelasnya. 

Dari gambaran kinerja pasar keuangan kita di akhir pekan ini. Kinerja mata uang Rupiah terpantau melemah di kisaran 14.615 per US Dolar. IHSG melemah di level 7.086. Sementara harga emas berada dikisaran $1.872 per ons troy.  

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement