Guna untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, maka paket insentif yang akan diluncurkan, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang merupakan kontributor utama untuk pertumbuhan ekonomi, yaitu sekitar 55 persen.
Jika insentif ini berjalan dengan baik, kata Ibrahim, pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa melonjak dari 4,8 persen menjadi angka yang lebih tinggi, meski durasi dan besaran insentifnya mempengaruhi dampaknya. Jika insentif hanya berjalan selama dua bulan, maka dampaknya akan sangat terbatas.
"Selain konsumsi masyarakat, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh faktor lain, termasuk investasi, ekspor, dan impor," katanya.
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi bahwa mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.400-Rp16.460 per USD.
(Dhera Arizona)