Menurut Sumitomo Mitsui Banking Corp, kebijakan proteksionisme Trump tersebut juga dapat menimbulkan hambatan bagi keuangan eksternal negara berkembang.
“Ada banyak kehati-hatian di pasar saat ini,” kata Fiona Lim, Ahli Strategi Mata Uang Senior di Malayan Banking Bhd, mengutip Bloomberg, Senin (15/7).
“Kebijakan Trump bersifat inflasi dan kembalinya kinerja ekonomi AS yang lebih baik, serta tingkat suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama berpotensi menenggelamkan mata uang negara-negara berkembang," ujar Lim.
Negara-negara berkembang telah memperoleh manfaat dari meningkatnya peluang pelonggaran moneter di seluruh dunia karena inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda.
Indeks mata uang negara naik sekitar 1,5 persen dari level terendah dalam lima bulan pada April, sementara indeks obligasi mata uang lokal yang dilindungi nilai dolar nampaknya akan mencatat kenaikan bulanan ketiga.