Semua keuntungan tersebut bisa berisiko karena para pelaku pasar menyadari dominasi dolar AS selama masa jabatan Trump, ketika mata uang seperti Yuan China dan Peso Meksiko berada di bawah tekanan setelah Trump menerapkan tarif yang lebih tinggi.
“Kebijakan Trump kemungkinan besar lebih proteksionis terhadap negara lain dan dapat menimbulkan hambatan bagi eksportir,” kata Jeff Ng, Kepala Strategi Makro Asia di Sumitomo.
“Hal ini sangat penting bagi negara-negara pengekspor di Asia. Risiko terhadap saldo rekening giro dapat merugikan mata uang," tuturnya.
Sebagai informasi tambahan, Rupiah hari ini, Senin (15/7) ditutup melemah 33 poin atau 0,21 persen ke level Rp16.170 per USD.
"Para analis mengatakan penembakan terhadap Donald Trump meningkatkan peluangnya untuk menang atas Joe Biden, sebuah skenario yang pada akhirnya dapat menguntungkan dolar, mengingat Trump telah mengisyaratkan niatnya untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis," kata Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi dalam risetnya.
(FAY)