sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Rencana IPO Perusahaan EBT Ikut Terdampak?

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
25/01/2025 17:05 WIB
Keputusan Trump tersebut dinilai menimbulkan kekhawatiran global, termasuk berdampak pada rencana IPO perusahaan yang bergerak di industri EBT dalam negeri.
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Rencana IPO Perusahaan EBT Ikut Terdampak? (Foto MNC Media)
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Rencana IPO Perusahaan EBT Ikut Terdampak? (Foto MNC Media)

IDXChannel - Presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, akan menarik AS dari perjanjian iklim Paris atau Paris Agreement. Perjanjian ini merupakan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum untuk mengatasi perubahan iklim.

Keputusan Trump tersebut dinilai menimbulkan kekhawatiran global, termasuk berdampak pada rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri energi baru dan terbarukan (EBT) dalam negeri.

Financial Advisor Sucor Sekuritas Danika Augusta Sari mengatakan, potensi penurunan harga minyak dunia pasca pernyataan Trump membuat perusahaan-perusahaan EBT mengurungkan niatnya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia.

“Bisa jadi agak berkurang minatnya, karena harga minyak turun, perusahaan EBT itu akan menahan diri (untuk IPO),” kata Danika saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, ditulis Sabtu (25/1/2025).

Sebelumnya, perusahaan EBT diproyeksi menjadi salah satu sektor yang meramaikan pasar IPO dalam negeri. Sebab, minat pasar terhadap sektor ini semakin besar.

Hal itu tercermin dari sejumlah perusahaan EBT yang melakukan IPO dalam lima tahun terakhir yakni PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

EY Indonesia Strategy and Transactions Partner, Reuben Tirtawidjaja mengatakan, meskipun jumlah IPO energi terbarukan mungkin tidak terlalu mengesankan, harga saham perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat setidaknya 30 persen pada 30 September 2024 sejak penawaran perdana, yang menunjukkan tingginya minat investor.

“Mengingat komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 dan antisipasi kebijakan yang menguntungkan dari pemerintahan baru terhadap industri energi terbarukan, diharapkan lebih banyak perusahaan energi terbarukan akan melakukan IPO di tahun-tahun mendatang,” kata Reuben.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement