IDXChannel - Menyusul kegagalan sistem Bank Mandiri (BMRI) yang mengubah saldo 10% nasabahnya, pada Sabtu lalu (20/7), pengamat maupun praktisi ramai-ramai mengkritisi fenomena tersebut. Meski demikian, BMRI mendapat pembelaan dari Bank Indonesia (BI).
"Kalau uang hilang, saya rasa enggak. Sistemnya sudah ada data, justru kalau saya lihat sudah responsif karena begitu kejadian langsung direspons sedang diatasi dan dijamin keamanannya. adi para nasabah jangan khawatir. Perlindungan konsumen tetap dijaga tidak hanya oleh bank itu sendiri tetapi juga oleh regulator,” jelas Kepala Komunikasi BI Onny Widjarnako di Medan (21/7).
Di sisi lain, Ia juga tidak menyebutkan perihal sanksi yang akan diberikan kepada BMRI. Selain karena adanya waktu toleransi dan belum pastinya penyebab kegagalan sistem, Onny lebih mendahulukan perlindungan nasabah serta penyelesaian masalah dari Bank tersebut.
Sebelumnya, fenomena perubahan saldo nasabah BMRI menuai beragam kritik. Direktur Eksekutif Information and Communication Technology (ICT) Institute Heru Sutadi misalnya, yang menganggap sistem IT Bank Mandiri masih lemah. BMRI juga masih menggunakan bantuan asing dalam menyimpan data nasabah.
Setali tiga uang, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai sistem perbankan di Indonesia masih lemah dalam menjamin data nasabah. Hal ini bisa diamati dari banyaknya penawaran tanpa konteks perbankan yang masuk ke nasabah sebagai imbas kebocoran atau jual-beli data nasabah oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.