IDXChannel – Lonjakan harga komoditas global mengerek rapor keuangan emiten pelayaran pengangkutan laut PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) sepanjang 2022. Langkah ekspansi diproyeksikan akan membuat laba perseroan mencapai Rp52,39 miliar di tahun ini.
Sebagaimana diketahui, invasi Rusia ke Ukraina pada awal tahun lalu berbuntut sanksi terhadap ekspor energi negeri yang dipimpin Presiden Putin tersebut.
Karena itu, hal tersebut membuat harga batu bara melambung tinggi menembus rekor. Bahkan, harga batu bara sempat menyentuh USD425 per ton.
Sebagai salah satu negara eksportir batu bara, Indonesia diuntungan dengan kondisi tersebut. Demikian pula, perusahaan yang bergerak di industri terkait, tak terkecuali BSML.
Didirikan pada 2012, perusahaan ini menyediakan jasa logistik dan transportasi laut untuk mengangkut batu bara, nikel, hingga mineral Tanah Air dengan menawarkan transportasi batu bara antarpulau ke sejumlah industri dan PLTU di Indonesia.
Dikutip dari materi public expose (pubex) 2022 perusahaan, pada Februari 2022, BSML menjadi mitra resmi anak usaha BUMN PLN, PT Pelayaran Bahtera Adhiguna. BSML sukses mengangkut 783 ribu ton batu bara ke pembangkit listrik milik PLN selama periode 10 bulan.
Demikian pula dengan harga komoditas nikel yang meroket seiring seretnya pasokan akibat larangan nikel Rusia. Harga nikel sempat menyentuh USD 48 ribu per ton pada April 2022.
Tentu, Indonesia yang kaya akan nikel turut menerima durian runtuh dari peristiwa tersebut.
Kedua komoditas tersebut menjadi salah satu pendorong (driver) profitabilitas BSML selama tahun lalu.
Hal tersebut diamini oleh manajemen dalam sesi tanya jawab public expose perseroan pada 5 Desember 2022.
Direktur BSML Pramayari Hardian menjelaskan, ada 2 faktor yang menopang kinerja BSML selama 2022.
Pertama, terkait penambahan jumlah armada yang membuat volume meningkat.
“Khususnya tahun 2022 ini kita dipercaya oleh PLN untuk mengangkut banyak sekali kargo batubara ke pembangkit-pembangkit milik PLN,” kata Pramayari dalam salinan sesi tanya jawab di public expose, dikutip IDXChannel (30/1/2023).
Kedua, seiring cerahnya industri komoditas, baik batu bara maupun nikel. “Sehingga meningkatkan harga angkutan laut, sehingga tidak langsung pendapatan perseroan juga ikut terdorong,” kata Pramayari.
Melihat ke rapor keuangan, laba bersih BSML melesat 252 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp10,80 miliar per 30 September 2022 atau selama 9 bulan tahun ini.
Ini berkat pendapatan bersih perseroan yang mencapai Rp214,21 miliar hingga kuartal III 2022 atau meningkat 367 persen yoy daripada periode yang sama 2021.
Menurut proyeksi perseroan, laba bersih BSML akan mencapai Rp15,35 miliar dan pendapatan Rp221,11 miliar selama tahun penuh (full year) 2022.
Sementara, untuk target tahun penuh 2023, laba bersih perseroan diproyeksikan menyentuh Rp52,39 miliar atau tumbuh 241,30 persen yoy dibandingkan dengan posisi 2022.
Hal tersebut seiring proyeksi pendapatan usaha sebesar Rp344 miliar di 2023 atau melonjak 55,6 persen yoy dibandingkan dengan proyeksi tahun penuh 2022.
Lebih lanjut, proyeksi laba bersih tahun penuh 2023 yang sebesar Rp52,39 miliar tersebut akan jauh melampaui full year 2020, alias pada tahun pandemi. Laba bersih BSML pada 2020 hanya sebesar Rp428,55 juta.
Rencana di 2023
Mengutip pemaparan materi pubex perusahaan, pada 2023, BSML akan terus berfokus di bidang pelayaran terintegrasi.
Maksudnya, perusahaan tidak hanya berfokus pada freight charter, melainkan juga berekspansi, termasuk ke kegiatan distribusi bahan bakar hilir untuk tambang nikel di Kendari, Sulawesi.
Lebih lanjut, Direktur Utama BSML David Desanan menjelaskan, rencana utama perseroan pada 2023 adalah memperolah angkutan baru dan menambah jumlah armada.
Informasi saja, saat ini perusahaan mengoperasikan 15 armada kapal tugboat dan tongkang.
Dalam sesi tanya jawab pubex, Pramayari bilang, perusahaan menargetkan penambahan 2 – 3 unit armada “yang bisa menambah volume angkutan kurang lebih sekitar 20.000 - 30.000 metrik ton per bulan.”
Fokus perseroan lainnya adalah meningkatkan profil klien selama tahun ini hingga mengurangi kontrak spot dan menggantinya dengan kontrak jangka panjang dengan mitra usaha.
Perseroan juga masih akan berfokus ke komoditas batu bara dan nikel pada 2023 hingga melakukan diversifikasi jasa dan produk. Ini mengingat adanya potensi peningkatan permintaan batu bara seiring kewajiban DMO hingga pertumbuhan industri nikel di tengah euforia kendaraan listrik (EV) ke depan. (ADF)