"Akibatnya, Perusahaan mengalami pertumbuhan penjualan yang negatif untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2021 dan mengalami kerugian bersih sebagaimana diungkapkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain," tulis manajemen Fast Food Indonesia.
Menanggapi kondisi tersebut, tindakan yang telah danakan diambil oleh manajemen di antaranya adalah pengurangan kegiatan pemasaran dan dukungan dana, penurunan biaya dan memperbaiki efisiensi biaya. Di sisi lain, Perusahaan telah menawarkan berbagai promosi penjualan ke pelanggan secara signifikan untuk memulihkan tingkat penjualan.
Tingginya tingkat ketidakpastian karena hasil yang tidak dapat diduga dari pandemi ini dapat mempersulit untuk memperkirakan dampak terhadap keuangan dari pandemi tersebut. Saat ini, tidak praktis untuk mengungkapkan sejauh mana dampak yang mungkin terjadi dari asumsi atau sumber ketidakpastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan termasuk dampak apa pun terhadap pendapatan, arus kas dan kondisi keuangan Perusahaan di masa mendatang.
FAST mencatatkan adanya penurunan beban pokok penjualan di kuartal II-2021 menjadi Rp933,30 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,02 triliun, beban penjualan dan distribusi juga turun menjadi Rp1,28 triliun dari sebelumnya Rp1,39 triliun. Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp26,65 miliar dari sebelumnya Rp20,54 miliar.
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat Rp326,12 miliar, kas neto digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp55,20 miliar, dan kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat Rp30,47 miliar.