IDXChannel - Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang cukup bervariasi bagi pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), nyatanya sebanyak 99% UMKM ini merupakan pelaku usaha paling utama di Indonesia.
Dikatakan Menteri Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUKM) Teten Masduki, jika dilihat dari badan statistik memang sangat wajar jika pelaku UMKM yang paling terkena dampak akibat pandemi Covid-19 karena pasarnya menghilang dalam hal ini imbas aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga aturan Work From Home yang diterapkan berbagai perusahaan.
"Dan ini saya kira akan memiliki implikasi ke ekonomi yang sangat luas kalau kita tidak segera bangkit," katanya dalam program Market Review IDX Channel bertajuk Stimulus UMKM Ditengah Badai Corona, pada Kamis (14/5/2020).
Kemudian Teten menjelaskan, adapun penyerapan tenaga kerja di UMKM menurut data statistiknya yaitu 97%, sementara share kepada PDB nasional itu 60% dan investasi di nasional bagi UMKM yakni 58%.
Diakui Menteri Teten, kondisi Indonesia di 2020 akibat pandemic Covid-19 ini berbeda dengan krisisi keuangan pada 1998.
"Hari ini berbeda dengan krisis keuangan di tahun 1998, ketika itu justru UMKM menjadi penyangga. Dimana nilai ekspor UMKM bisa naik hingga 350% saat itu," sebutnya.
Dan memang waktu itu, ditambahkan Teten, kita diuntungkan dengan keadaan ekonomi global yang bagus dan nilai kurs Dolar AS yang sangat kuat terhadap Rupiah.
Namun kini situasinya secara global semua mengalami hal yang sama, dimana ekonomi dunia yang sedang lesuh. Meski demikian, tegas Menteri Tetetn, UMKM harus tangkas menjadi tumpuan dan saat ini menjadi dominan bagi market domestic terutama untuk memenuhi kebutuhan regular dan harian masyarakat. (*)