sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Unggul Tipis dari Dolar AS, Rupiah Hari Ini Rp14.297 Per USD

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
12/01/2022 09:42 WIB
Mata uang tukar rupiah hari ini unggul dari dolar Amerika Serikat (AS) meski cukup tipis pada Rabu pagi (12/1/2022).
Unggul Tipis dari Dolar AS, Rupiah Hari Ini Rp14.297 Per USD. (Foto: MNC Media)
Unggul Tipis dari Dolar AS, Rupiah Hari Ini Rp14.297 Per USD. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Mata uang tukar rupiah hari ini unggul dari dolar Amerika Serikat (AS) meski cukup tipis pada Rabu pagi (12/1/2022). Menilik pasar spot Bloomberg hingga pukul 09:11 WIB, rupiah terpantau menguat 7 poin atau 0,05% di harga Rp14.297 per USD.

Pasar uang di kawasan Asia Pasifik terlihat bergerak variatif seperti Yuan China naik 0,16% di 6,3638, Yen Jepang stagnan 0,00% di 115,29, dan Baht Thailand anjlok -0,15% di 33,350. Dolar Hong Kong terkoreksi -0,02% di 7,7966 dan Dolar Australia menguat 0,03% di 0,7211.

Adapun Won Korea Selatan melejit 0,01% di 1.189,26, Ringgit Malaysia menanjak 0,25% di 4,1795, dan Dolar Singapura tak bergerak 0,00% di 1,3504. Peso Filipina terpuruk -0,16% di 51,060, dan Dolar Taiwan anjlok -0,02% di 27,670.

Indeks Dolar AS yang melacak greenback terhadap sekeranjang mata uang lainnya kembali mengalami tekanan -0,06% menjadi 95,57. Penurunan ini menjadi terendah bagi Dolar sejak November 2021, setelah testimoni Gubernur Fed Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat AS.

Dalam kesaksiannya di majelis tinggi, Powell mengatakan Negeri Paman Sam siap untuk memberlakukan kenaikan suku bunga yang tinggi dan pengetatan kuantitatif (QT) untuk meredam gejolak inflasi. Powell merasa perlu untuk menurunkan neraca bank sentral senilai USD9 triliun dalam beberapa bulan.

Dirinya menyatakan butuh waktu tiga sampai empat kali pertemuan bagi The Fed untuk membuat keputusan seperti itu. Komentar Powell ini dinilai kurang hawkish daripada beberapa rekannya, yang kemudian menghilangkan kekhawatiran pasar atas penarikan dukungan moneter secara tiba-tiba.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, misalnya, yang mengatakan pada Senin lalu (10/1) bahwa inflasi yang tinggi dan pemulihan yang kuat menjamin penurunan kepemilikan aset lebih cepat.

Saat ini, pasar masih menunggu rilis data indeks harga konsumen (CPI) AS yang diprediksi mencapai 7 persen secara year on year. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement