Tekanan yang muncul dalam beberapa hari terakhir ini dinilai terjadi kondisi risk-off mode global.
Menurut Liza, pelemahan IHSG tidak hanya bersifat teknikal, tetapi juga merupakan refleksi dari kekhawatiran pasar internasional terhadap sejumlah hal, termasuk krisis kredit di Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan China.
“Lonjakan gagal bayar korporasi seperti First Brands, Tricolor Holdings, Zions Bancorporation, dan Western Alliance memicu kekhawatiran efek domino di sektor keuangan. Investor global beramai-ramai melepas aset berisiko,” ungkapnya.
Selain faktor global, Liza juga menyinggung adanya sentimen domestik yang memperparah pelemahan indeks.
Ia mengungkapkan rumor bahwa pemerintah -terutama Menteri Keuangan- ingin melihat 'IHSG yang sesungguhnya' tanpa intervensi saham konglomerat besar dan saham-saham gorengan.