“Visi kami untuk Proyek HPAL ini adalah menetapkan standar global baru dalam produksi MHP berkelanjutan," ujar CEO VALE, Febriany Eddy.
Proyek HPAL yang berlokasi di Sulawesi Tengah juga mencakup Pusat Penelitian dan Pengembangan USD40 juta, ESG Compound yang mencakup lanskap hijau, asrama karyawan, hingga pengolahan limbah USD30 juta, dan alokasi dana untuk pembangunan warga dan fasilitas umum USD10 juta.
Febriany menambahkan, proyek HPAL ini akan menciptakan lapangan kerja, menarik investasi baru, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal di komunitas sekitarnya. Proyek ini akan menjadi katalisator aktivitas ekonomi yang membantu meningkatkan komunitas lokal sekaligus memperkuat reputasi global Indonesia sebagai kekuatan industri berkelanjutan.
Selain itu, kata dia, proyek ini juga akan memberdayakan tenaga kerja Indonesia melalui inovasi dan transfer pengetahuan. Lewat pusat penelitian yang didirikan, para profesional bisa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan soal teknologi HPAL.
Pimpinan GEM, Xu Kaihua menilai, perusahaannya senang bekerja sama dengan VALE yang merupakan perusahaan tambang yang mengedepankan aspek ESG dalam menyediakan bahan baku dalam hal ini nkel. Proyek HPAL ini merupakan kolaborasi vital dengan menggabungkan keahlian GEM untuk mengolah material berkelanjutan dengan sumber daya Indonesia yang melimpah.