“Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” kata Febriany dalam keterangan resminya, Kamis (16/2/2023).
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan INCO tercatat naik menjadi USD865,88 juta atau Rp13,15 triliun. Adapun beban usaha tercatat sebesar USD19,73 juta dan beban lainnya sebesar USD23,09 juta.
“Penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi,” imbuh Febriany.
Sementara itu, produksi INCO sepanjang tahun lalu tercatat sebesar 60.090 metrik ton nikel dalam matte. Angka itu lebih renda 8% dari produksi tahun 2021, utamanya disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali Tanur 4.