sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Valuasi Apple Jadi Jawara, Bukti AI Belum Mampu Geser Sang Raja Tekno

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
04/07/2023 11:02 WIB
Saham Apple Inc. (AAPL) mencatatkan kinerja apik sepanjang 2023.
Valuasi Apple Jadi Jawara, Bukti AI Belum Mampu Geser Sang Raja Tekno. (Foto: MNC Media)
Valuasi Apple Jadi Jawara, Bukti AI Belum Mampu Geser Sang Raja Tekno. (Foto: MNC Media)

Bagaimana Apple Jadi Perusahaan Paling Berharga di Dunia?

Perjalanan Apple menuju pencapaian valuasi USD3 triliun telah ditandai dengan pertumbuhan yang stabil dan pencapaian yang signifikan.

Butuh waktu 42 tahun bagi perusahaan berbasis California ini untuk mencapai valuasi USD1 triliun. Kemudian, Apple memerlukan tambahan dua tahun untuk mencapai valuasi USD2 triliun, dan memerlukan hampir tiga tahun untuk melampaui angka valuasi USD3 triliun.

Pada Januari 2022, valuasi Apple sempat melonjak di atas USD3 triliun selama perdagangan intraday, namun gagal melampaui level ini.

Microsoft (MSFT) yang merupakan pesaing lama Apple sempat melampaui kapitalisasi pasar Apple pada tahun 2021. Namun, perusahaan yang didirikan Bill Gates ini tidak dapat mempertahankan keunggulannya. Saat ini valuasi Microsoft bernilai sekitar USD2,5 triliun, di bawah valuasi Apple.

Apple juga terbukti tahan banting karena telah menghadapi banyak tantangan global seperti turbulensi ekonomi global dan gangguan rantai pasokan yang sempat melanda akibat pandemi Covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina.

Kinerja perusahaan baru-baru ini telah menunjukkan ketangguhannya dalam menghadapi tantangan pasar.

Perusahaan ini juga dapat pulih lebih kuat dan lebih cepat daripada sebagian besar pesaingnya dan memperkuat posisinya sebagai surga bagi investor dalam kondisi ekonomi yang suram sekalipun.

Kesuksesan iPhone, yang menyumbang setengah dari penjualan tahunan Apple, telah dilengkapi dengan upaya perusahaan untuk menciptakan aliran pendapatan tambahan.

Kesuksesan Apple di pasar negara berkembang seperti India, Indonesia, Amerika Latin, dan Timur Tengah telah meningkatkan kepercayaan investor.

Meskipun pertumbuhan penjualan di pasar negara maju telah melambat, pasar yang berkembang di berbagai negara ini telah membantu mengimbangi tantangan ini.

Untuk mengurangi risiko ketergantungan yang tinggi pada manufaktur China, Apple juga telah mendiversifikasi rantai pasokannya untuk memasukkan negara lain seperti India dan Vietnam sebagai basis produksi.

Namun, potensi pertumbuhan di pasar negara berkembang ini diperkirakan tidak akan melampaui perlambatan yang dialami di pasar yang sudah mapan.

“Kami tidak percaya unit dan pertumbuhan di luar tiga pasar terbesar dapat cukup besar untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang iPhone,” tulis analis UBS David Vogt dalam catatan investor baru-baru ini.

Vogt juga menurunkan peringkat saham Apple karena pertumbuhan lambat yang berkelanjutan di pasar mapan dan peluang terbatas untuk ekspansi signifikan di luar AS, China, dan Eropa.

Namun, rebound harga saham Apple baru-baru ini, mengikuti keputusan The Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga yang stabil, menunjukkan bahwa kepercayaan investor tetap kuat. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement