Stanley memaparkan perseroan akan mengimplementasikan teknologi seperti WMS (Warehouse Management System) yaitu perangkat lunak yang mempermudah manajemen stok, pengaturan penyimpanan serta optimalisasi ruang gudang.
Penerapan teknologi ini diharapkan akan semakin meningkatkan nilai tambah yang ditawarkan Perusahaan kepada pelanggan.
Kendati laba perseroan turun 43,6 persen yoy, Stanley mencatat bahwa penurunan tersebut diakibatkan oleh kenaikan nilai wajar atas properti investasi sebesar Rp4 miliar yang dicatatkan sebagai profit secara aktual pada tahun 2022 lalu.
"Kinerja secara operasional tetap stabil, bahkan ada kenaikan dari segi kinerja pendapatan," jelasnya.
(FRI)