Menurut Arfian, kunci utama dalam menerka arah kebijakan suku bunga The Fed, bank sentral Amerika Serikat, adalah keseimbangan antara pasar tenaga kerja dan inflasi.
Berdasarkan data inflasi AS terkini, PCE Inflation kembali meningkat sejalan dengan ekspektasi market, yakni sebesar 2,3 persen secara tahunan (year on year/YoY), dari sebelumnya 2,1 persen YoY.
Sementara pasar tenaga kerja, terlihat masih menunjukkan kinerja yang solid, yang tercermin dari Initial Jobless Claims yang lebih rendah dari perkiraan, yaitu sebesar 213 ribu.
"Dengan demikian, kami melihat bahwa data-data tersebut dapat menjadi alasan kuat bagi The Fed untuk lebih perlahan dalam memangkan suku bunganya, terutama di tahun depan," ujar Arfian.
Hingga akhir 2024 ini, Arfian melihat akan adanya peluang pemangkasan kembali suku bunga The Fed sebesar 25 bps. Sedangkan untuk outlook 2025, kemungkinan besar The Fed hanya akan memangkas suku bunganya sebesar 50 bps.