Survei Reuters memperkirakan inflasi tahunan mencapai 2,8 persen yoy. Data yang lebih tinggi dari proyeksi dapat melemahkan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh bank sentral AS/Federal Reserve.
Di sisi lain, tarif impor yang diberlakukan pemerintahan Presiden Donald Trump disebut mulai memengaruhi harga beberapa barang, sebagaimana terlihat dalam laporan CPI Juni.
Kenaikan tarif terbaru yang berlaku Kamis (7/8/2025) membuat rata-rata bea impor AS mencapai level tertinggi dalam satu abad. Tarif tambahan juga diumumkan untuk produk semikonduktor dan farmasi, sementara tarif terhadap China berpotensi dinaikkan pekan depan jika perpanjangan gencatan tidak disetujui.
Data LSEG menunjukkan, kontrak berjangka Fed funds mengindikasikan lebih dari 90 persen kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan September, dengan setidaknya dua kali penurunan pada tahun ini. Namun, rencana itu dapat terganggu jika inflasi melebihi ekspektasi.
Sejak titik terendah pada April, S&P 500 telah menguat 28 persen, terdorong meredanya kekhawatiran resesi akibat tarif setelah pengumuman “Liberation Day” oleh Trump yang sempat memicu volatilitas ekstrem. Saat ini, indeks tersebut diperdagangkan di atas 22 kali estimasi laba setahun ke depan, jauh di atas rata-rata jangka panjang 15,8 kali.