Secara historis, kondisi bursa saham negeri Paman Sam masih tertekan setelah imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun dan 30 tahun naik ke level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Keadaan ini membebani instrumen ekuitas mengingat posisinya sebagai aset berisiko, tercermin dari indeks CBOE (VIX) yang menyentuh titik tertinggi dalam tiga pekan terakhir.
“Jika Mahkamah Agung memutuskan tarif tersebut ilegal, pemerintah harus mengembalikan dana itu. Jika ada lebih banyak utang, imbal hasil akan semakin naik, yang berarti lebih banyak masalah bagi pasar," kata Senior Portfolio Manager Dakota Wealth, Robert Pavlik, dilansir Investing, Selasa (2/9/2025).
Selain itu, pelaku pasar juga berhati-hati menjelang rilis data ketenagakerjaan nonfarm payrolls (NFP) Agustus pada Jumat depan. Pasar juga menantikan rilis data aktivitas manufaktur AS untuk Agustus yang dijadwalkan setelah bel pembukaan bursa.
Saat ini pelaku pasar memperkirakan peluang sekitar 92 persen bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam pertemuan bulan ini, menurut CME Group’s FedWatch Tool.