“The Fed masih penuh teka-teki. Angka pertumbuhan yang kuat, namun inflasi tampaknya tidak memberikan respons apa pun. Harga minyak juga meningkat dan hal ini juga sedikit menekan pasar,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio Dakota Wealth Management, dilansir Reuters, Rabu (29/5).
Meningkatnya yield secara umum merupakan cerminan atas ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi, yang artinya ongkos pembiayaan menjadi lebih mahal ditambah margin keuntungan yang berpotensi lebih rendah bagi perusahaan.
Angka inflasi yang masih tinggi ditambah komentar hawkish dari para pejabat Federal Reserve telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November atau Desember, sesuai dengan data CME FedWatch Tool.
Akhir pekan ini pasar bersiap menanti rilis data indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE Index, sebagai sebuah ukuran inflasi pilihan The Fed.
(FRI)