Sementara itu, data klaim pengangguran di AS mengalami penurunan menjadi 202.000, lebih rendah dari ekspektasi pasar. Penurunan jumlah warga yang tidak bekerja mengindikasikan bahwa permintaan tenaga kerja kembali menguat di awal tahun.
Bak pisau bermata dua, kabar ini menunjukkan ketahanan ekonomi negeri Paman Sam, sekaligus potensi peningkatan konsumsi di masa depan yang artinya ada peluang kenaikan inflasi.
Laju inflasi yang memanas dapat mendorong The Fed kembali menahan bunga acuan, atau bahkan mengerek kembali 25 basis poin.
Di sisi lain, harga minyak mentah global kembali menguat menyusul krisis geopolitik di sejumlah negara produsen, termasuk Libya. Ketegangan di Laut Merah juga masih membuat pasar tetap gelisah. Sebagai catatan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di atas USD73 per barel, sementara minyak mentah Brent bergerak hampir mendekati USD80 per barel.
(FRI)