Kendati demikian, Rick memandang, sektor teknologi masih memiliki prospek jangka menengah yang kuat. Dia pun memperkirakan saham-saham teknologi akan kembali memimpin pasar pada 2026 seiring besarnya potensi kecerdasan buatan atau AI.
“Pertanyaan besar pada 2026 adalah apakah investor akan tetap nyaman dengan valuasi tinggi saham big tech dan AI. Banyak saham saat ini diperdagangkan seolah seluruh produktivitas AI sudah sepenuhnya terealisasi,” ujarnya.
Selain itu, fokus utama investor pekan ini tertuju pada data ekonomi AS yang akan dirilis secara beruntun, termasuk indikator inflasi dan aktivitas ekonomi, yang berpotensi memengaruhi ekspektasi suku bunga bank sentral.
Investor juga mencermati sinyal dari Federal Reserve, di tengah perdebatan apakah tekanan inflasi yang masih bertahan mencerminkan ketidakseimbangan permintaan dan penawaran atau faktor struktural lainnya.
(Rahmat Fiansyah)