Sebagai catatan, core inflation atau inflasi inti AS naik 0,6 persen secara bulanan (month to month/mtm), atau sebesar 6,3 persen (yoy), lebih tinggi dari Juli sebesar 5,9 persen.
Kendati lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, persentase persen persenan kali ini menjadi momok bagi pasar, karena dapat membuka jalan Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk kembali mendongkrak suku bunga agresifnya pada pertemuan FOMC pekan depan.
"Penurunan inflasi utama terjadi karena harga energi yang lebih rendah, tetapi tingkat yang mendasarinya, yang paling baik bisa dilihat oleh inflasi inti yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan," ujar Profesor Ekonomi di University of Michigan, Justin Wolfers, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (13/9/2022).
Penurunan inflasi secara bulanan ini dinilai dapat membantu Federal Reserve mengurangi kenaikan suku bunga ke tingkat yang berpotensi mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
"Tapi tekanan harga tidak akan mengubah pendirian Fed dalam mempertahankan sikap hawkishnya," ujar Analis Oanda, Edward Moya, dikutip dari Associated Press. (TSA)