Trump sempat mengancam akan menaikkan tarif impor hingga 100 persen terhadap barang-barang asal China dan memberlakukan pembatasan ekspor untuk 'seluruh perangkat lunak' mulai 1 November 2025.
Meski demikian, akhir pekan lalu Trump melunak. Dia mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan menegaskan AS tidak berniat menyakiti China.
Sementara itu, Beijing menegaskan kebijakan pembatasan ekspor logam tanah jarang sebagai langkah defensif dari tekanan AS, tetapi tidak berniat menambah bea masuk terhadap produk Amerika.
"Perselisihan ini masih bisa mereda jika kedua pihak tetap berpikir jernih," tulis analis Capital Economics dalam catatan risetnya, dilansir dari laman Investing, Senin (13/10/2025).