"Pasar telah memperhitungkan kemungkinan suku bunga 25 bps lainnya, tetapi banyak investor masih terbagi apakah ada kenaikan lagi atau tidak," kata Senior Portfolio Manager Dakota Wealth, Robert Pavlik sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (5/7/2023).
Dari data makro, investor juga menantikan sejumlah data, termasuk Factory Orders (FO) untuk membaca permintaan terhadap barang-barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik di AS.
Ini menjadi konsen pasar setelah pertumbuhan manufaktur mengalami perlambatan pada periode Juni 2023, menginjak level terendah sejak gelombang awal pandemi Covid-19.
Rilis data pekerjaan non-farm payroll (NFP) turut menjadi perhatian pasar untuk melihat seberapa besar dampak suku bunga terhadap pasar tenaga kerja.
NFP adalah data yang berisikan laporan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor, kecuali sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai organisasi non-profit, dan pegawai rumah tangga. (TSA)