IDXChannel - Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada akhir pekan, Jumat (4/11) setelah data menunjukkan tingkat pekerjaan di Amerika Serikat (AS) tumbuh dari yang diharapkan pada periode Oktober.
Dow Jones Industrial Average (DJI) menguat 1,04% di 32.335,25, S&P 500 (SPX) tumbuh 1,43% di 3.773,13, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) menanjak 1,64% di 10.512,39.
Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Apple, Amazon.com, dan AMD. Tiga top gainers ditempati oleh Estee Lauder menguat 11,73%, Freeport-McMoran naik 9,92%, dan Starbucks tumbuh 8,67%.
Sedangkan top losers diduduki oleh Coterra Energy turun 4,61%, Paypals Holdings Inc merosot 4,91%, dan Warner Bros Discovery tertekan 3,63%.
Departemen Tenaga Kerja AS baru saja merilis laporan non-farm payrolls yang menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 3,7% pada Oktober 2022, meningkat dibandingkan 3,5% pada bulan September.
Peningkatan jumlah klaim pengangguran justru membawa harapan bagi Federal Reserve agar dapat mengurangi tingkat kenaikan suku bunganya di masa depan.
Ekspektasi penurunan suku bunga merupakan kabar positif bagi bursa saham karena lonjakan suku bunga The Fed yang tinggi dapat memicu aksi jual di bursa serta mengancam ekonomi AS ke dalam jurang resesi.
Data juga menunjukkan ada kenaikan rata-rata pendapatan per jam sebesar 0,4% pada Oktober, sementara non-farm payrolls meningkat menjadi 261.000 pekerjaan, lebih tingggi dari ekspektasi pasar sebesar 200.000 pekerjaan.
"Powell (Gubernur The Fed) harusnya senang bahwa tingkat pengangguran naik dari 3,6% menjadi 3,7%. Semua pejabat Fed menginginkan dan mengharapkan angka pengangguran meningkat setidaknya satu poin persentase," kata Analis Sit Fixed Income Advisors, Bryce Doty, dilansir Reuters, Jumat (4/11/2022).
Saat ini, sebagian besar ekspektasi pasar masih meyakini ada potensi kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan Desember. Jika itu terjadi, maka persentase tersebut adalah yang kelima kalinya diambil Fed demi menahan gejolak inflasi.
Ke depan, para pelaku pasar modal AS akan fokus terhadap rilis data inflasi yang akan dirilis pada pekan depan, serta pemilihan paruh waktu AS pada 8 November mendatang.
(FAY)