sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Tergelincir, Saham Nvidia Terpukul Pembatasan Ekspor

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
16/04/2025 22:20 WIB
Saham Nvidia (NASDAQ: NVDA) anjlok lebih dari 6 persen setelah perusahaan tersebut mengumumkan kerugian besar akibat pembatasan ekspor ke China.
Wall Street Tergelincir, Saham Nvidia Terpukul Pembatasan Ekspor (Foto: dok AP)
Wall Street Tergelincir, Saham Nvidia Terpukul Pembatasan Ekspor (Foto: dok AP)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka jatuh pada Rabu (16/4/2025), terseret anjloknya sektor teknologi setelah Nvidia mengumumkan kerugian besar akibat pembatasan ekspor ke China.

Penurunan ini terjadi meskipun data penjualan ritel AS mencatat lonjakan signifikan pada Maret 2025.

Dow Jones Industrial Average turun 0,3 persen, S&P 500 terkoreksi 0,9 persen, sementara Nasdaq Composite melemah lebih dalam, merosot 295 poin atau 1,7 persen.

Saham Nvidia (NASDAQ: NVDA) anjlok lebih dari 6 persen setelah perusahaan tersebut menyampaikan perusahaan berpotensi menanggung beban sebesar USD5,5 miliar sebagai imbas dari keputusan Departemen Perdagangan AS yang membatasi ekspor chip AI H20 ke pasar China. 

Sedianya produsen chip tersebut sebelumnya menjadi satu-satunya yang diizinkan untuk diekspor di bawah kebijakan pembatasan yang ditetapkan oleh Pemerintahan Joe Biden.

“Pembatasan ini berdampak signifikan bagi kami, terutama mengingat pentingnya pasar China dalam penyerapan teknologi AI,” tulis Nvidia dalam pernyataan resminya, dilansir Investing, Rabu (16/4/2025).

Sentimen negatif ini turut menyeret saham emiten chip lainnya seperti Intel (INTC), AMD (AMD), dan Broadcom (AVGO), serta pemasok utama Nvidia, yaitu TSMC (TSM), yang juga mencatat penurunan.

Secara fundamental, investor mencerna data penjualan eceran atau ritel AS yang meningkat tajam sebesar 1,4 persen pada Maret 2025, melesat dari kenaikan 0,2 persen pada Februari.

Lonjakan ini ditopang oleh meningkatnya pembelian kendaraan bermotor, yang diduga akibat kekhawatiran konsumen terhadap pemberlakuan tarif impor.

Investor juga menanti pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Powell sebelumnya menyebut bank sentral masih dalam mode wait and see menghadapi situasi ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan dan dampaknya terhadap perekonomian.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement