sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Warning Defisit APBN 2025, Rupiah Melemah Tembus Rp16.428 per USD

Market news editor Iqbal Dwi Purnama
18/03/2025 19:41 WIB
Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah ke level Rp16.428 per USD pada perdagangan Selasa (18/3/2025).
Warning Defisit APBN 2025, Rupiah Melemah Tembus Rp16.428 per USD (foto mnc media)
Warning Defisit APBN 2025, Rupiah Melemah Tembus Rp16.428 per USD (foto mnc media)

IDXChannel - Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah ke level Rp16.428 per USD pada perdagangan Selasa (18/3/2025) dibandingkan penutupan sebelumnya Rp16.400 per USD. Pelemahan ini disebabkan oleh beberapa sentimen, baik faktor internal maupun eksternal.

Pengamat Mata Uang, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, faktor internal yang pengaruhi pergerakan rupiah hari ini adalah laporan Kinerja APBN Februari 2025 yang menunjukkan indikasi pelemahan fiskal yang perlu segera diantisipasi. 

Defisit fiskal sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap PDB dalam dua bulan pertama tahun ini, ditambah dengan penurunan penerimaan pajak sebesar 30,19 persen (yoy), menjadi tanda bahaya bagi keberlanjutan kebijakan ekonomi pemerintah. 

"Jika tidak ada langkah korektif yang tegas, bukan tidak mungkin defisit bisa melebar hingga melebihi batas aman di akhir tahun," ujar Ibrahim dalam analisisnya, Selasa (18/3/2025).

Data Kementerian Keuangan dalam laporan APBN Kita edisi Februari 2025, realisasi pendapatan negara hingga akhir Februari 2025 mencapai Rp316,9 triliun atau 10,5 persen dari target APBN tahun ini. 

Penerimaan perpajakan mencatatkan angka Rp240,4 triliun atau 9,7 persen dari target tahun ini, terdiri dari penerimaan pajak Rp187,8 triliun atau 8,6 persen dari target, serta penerimaan kepabeanan dan cukai Rp52,6 triliun atau 17,5 persen dari target. 

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pelemahan rupiah, kata Ibrahim, adalah konflik yang masih berlangsung di Timur Tengah. Israel melancarkan serangan terhadap target Hamas di Gaza, pembicaraan gencatan senjata gagal.

Selain konflik geopolitik, rencana kebijakan Donald Trump terkait penetapan tarif impor terhadap negara Eropa, China, Kanada, dan Meksiko juga pengaruhi pasar uang. 

"Kekhawatiran atas gangguan ekonomi dari tarif tersebut memicu ketakutan akan resesi AS," kata Ibrahim.

Di samping itu, menurutnya, pertemuan Fed kini menjadi fokus untuk isyarat ekonomi lainnya, dengan bank sentral secara luas diperkirakan mempertahankan suku bunga pada akhir pertemuan dua hari pada Rabu ini. 

Namun bank sentral diperkirakan mengurangi pandangan agresifnya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang meningkat. Selain Fed, pertemuan Bank of Japan dan Bank of England juga akan berlangsung minggu ini.

Sebelumnya, IHSG mengalami penurunan tajam lebih dari 5 persen pada perdagangan Selasa ini hingga BEI memberlakukan trading halt selama 30 menit.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement