Dengan fokus pada bisnis operasional, lanjut dia, perusahaan akan memperbaiki kinerja keuangan pada tahun 2022 dengan cara meningkatkan pendapatan dari sektor konstruksi (peningkatan burn rate).
“Dengan adanya dukungan dari Pemerintah melalui PMN tahun 2021, kami yakin Perseroan dapat melanjutkan proses penyelesaian jalan tol yang sempat tertunda semenjak pandemi Covid-19," katanya.
Selain meningkatkan kinerja operasional dan keuangan, penyelesaian jalan tol juga dapat memperlancar proses divestasi yang sedang dijalankan Perseroan. Hal ini disebabkan kecenderungan investor memilih jalan tol yang telah beroperasi, baik beroperasi parsial maupun penuh.
Pada 2022, perseroan akan memperoleh PMN senilai Rp3 triliun. PMN tahun ini merupakan PMN tambahan yang bertujuan untuk penyelesaian jalan tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan Ciawi-Sukabumi.
"Dapat kami sampaikan terkait proyek-proyek yang kontraknya dengan Pemerintah sampai dengan saat ini tidak ada masalah dengan financing-nya," tutur Destiawan. (TYO)