3. Perbedaan Pendapat Pengamat
Rencana redenominasi mendapat respons yang berbeda di kalangan pengamat dan akademis. Ekonom Universitas Hasanuddin Muhammad Syarkawi Rauf menilai langkah ini dapat menjadi strategi penting untuk perkuatan kredibilitas rupiah dan menekan dolarisasi.
Menurutnya saat ini rupiah berada di daftar mata uang paling lemah di dunia, lemahnya posisi rupiah ini menjadi tantangan serius dalam menjaga kedaulatan moneter domestik.
“Nilai rupiah yang sangat lemah terhadap dolar AS menimbulkan masalah kredibilitas dalam transaksi internasional. Bahkanturut menurunkan fungsi rupiah sebagai alat tukar, alat hitung, dan penyimpan kekayaan di dalam negeri,” kata Syarkawi di Jakarta, Minggu (9/11/2025).
Sementara Center of Economic and Law Studies (Celios) menyebutkan dalam Instagram resminya, meminta agar Menkeu Purbaya berhati-hati soal rencana ini. Menurut lembaga tersebut, penerapan redenominasi yang tidak siap dapat berujung inflasi.
Celios mencontohkan Brasil, Ghana, dan Zimbabwe yang gagal menerapkan redenominasi dan mengakibatkan inflasi. Penyebabnya karena kurang sosialisasi dan persiapan sistem keuangan, juga karena dasar perekonomian negara yang memang buruk.
Menurut Celios, redenominasi akan lebih mudah diterapkan di negara yang sudah tinggi tingkat transaksi non-tunainya. Sebaliknya, akan lebih rumit diterapkan di negara yang peredaran uang tunainya tinggi.
Itulah informasi singkat tentang 3 fakta tentang redenominasi rupiah usulan Kemenkeu.
(Nadya Kurnia)