IDXChannel—Mengapa gaji naik tapi uang habis terus? Kenaikan gaji tidak menjamin seseorang tidak kehabisan uang. Salah satu penyebabnya adalah perubahan gaya hidup mengikuti kenaikan gaji.
Tidak sedikit karyawan dengan gaji besar tetap kehabisan uang dan terus menerus merasa kurang. Tanpa pengelolaan dan perencanaan keuangan yang baik, gaji tinggi belum tentu dapat menghasilkan nilai tabungan yang mumpuni.
Melansir Bank Sinar Mas dan sumber lainnya (24/6/2025), berikut ini adalah penyebab gaji naik tapi uang habis terus.
5 Penyebab Gaji Naik tapi Uang Habis Terus, Waspadai Hal-Hal Ini
1. Gaya Hidup Ikut Naik
Saat gaji naik, gaya hidup seseorang biasanya ikut meningkat. Padahal kenaikan gaya hidup ini harus dibiayai dengan harga yang tidak murah. Misalnya, jika dulu hanya mampu membuat kopi sendiri, setelah gaji naik jadi rutin membeli kopi di coffee shop mahal.
Atau jika dulu rutin memilah barang dan mencari harga paling terjangkau, setelah gaji naik justru jadi rutin berbelanja tanpa perencanaan. Dulu ke bioskop satu bulan sekali, sekarang pergi ke bioskop kapan pun semau hati.
Oleh sebab itu ada nasihat agar tidak menaikkan gaya hidup ketika gaji naik. Misalnya jika seorang karyawan single gaya hidupnya dulu Rp2 juta, maka meskipun gajinya naik menjadi Rp10 juta, dianjurkan agar gaya hidupnya tetap Rp2 juta.
Atau paling tidak naik dalam batas wajar, yakni hanya Rp3 juta per bulan. Jika seseorang terus menerus mengikuti kenaikan gaya hidup, gaji setinggi apa pun tidak akan cukup untuk membiayainya.
2. Tidak Ada Perencanaan Keuangan
Tidak semua orang mampu mengelola uang dalam jumlah besar, oleh sebab itu beberapa kali bermunculan cerita orang-orang yang menerima rezeki nomplok dari penggantian lahan, sudah kembali kekurangan uang dalam waktu singkat.
Gaji harus dikelola sebaik mungkin agar cukup memenuhi kebutuhan pokok, berinvestasi, dan dana darurat. Alokasi anggaran bulanan harus diatur dengan benar agar kebutuhan pokok tidak terganggu, dan masih ada sisa untuk diinvestasikan dan ditabung.
3. Lapar Mata
Lapar mata adalah istilah untuk menggambarkan kondisi ketika seseorangan ingin makan bukan karena lapar, tetapi karena melihat makanan yang tampaknya menarik dan lezat. Ini juga berlaku untuk pembelian barang-barang yang tidak perlu.
Seringkali orang membeli sesuatu bukan karena membutuhkan barang dan jasa itu secara darurat, melainkan karena sekadar pengin, atau karena nafsu semata. Secara bersamaan, kondisi rekeningnya memungkinkan untuk menuntaskan lapar mata itu.
4. Tidak Punya Skala Prioritas
Lapar mata pada akhirnya membuat seseorang tidak mampu bertindak dan mengambil keputusan sesuai skala prioritas, tidak mampu membedakan mana kebutuhan pokok dan mana keinginan semata.
Jika pola konsumsi seperti ini berlanjut, kenaikan gaji yang diperolehnya akan habis sia-sia. Kesulitan menabung bertahun-tahun, dan pada akhirnya tidak mempunyai dana darurat dan dana pensiun yang cukup.
5. Menunda-nunda Menabung dan Budgeting
Menunda adalah kebiasaan yang lazim terjadi pada banyak orang, terutama pada kalangan muda. Karena masih mudah, banyak orang merasa masih memiliki banyak waktu. Padahal waktu berlalu begitu cepat.
Bukan tak mungkin seseorang mulai menyadari pentingnya menabung dan perencanaan keuangan, tetapi karena merasa masih banyak waktu untuk memulai. Dia terus menerus menunda, “Nanti saja, lah.” Tahu-tahu usianya sudah mencapai pertengahan 30 tahun.
Itulah beberapa penyebab kenapa gaji naik tapi uang habis terus.
(Nadya Kurnia)