Istilah black friday mulai populer pada 1960-an di Philadelphia. Saat itu polisi menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan kemacetan parah dan keramaian luar biasa ketika banyak orang mulai berbelanja menjelang liburan.
Seiring waktu, istilah ini berubah menjadi simbol keuntungan besar bagi para retailer. Dalam dunia bisnis, “black” juga merujuk pada kondisi keuangan yang baik, di mana penjualan pada hari tersebut membantu toko-toko keluar dari “red” (rugi) menjadi “black” (untung).
Saat black friday, banyak toko menawarkan potongan harga yang sangat agresif, bahkan hingga lebih dari 70 persen. Banyak juga promo buy 1 get 1 hingga makin digandrungi banyak konsumen.
Black friday menandai dimulainya musim belanja akhir tahun di AS, termasuk persiapan menyambut Natal dan liburan musim dingin. Dengan berkembangnya e-commerce, sebagian besar masyarakat memilih belanja online untuk menghindari kerumunan.
Fenomena hari diskon ini juga terjadi di Indonesia, black friday mulai digunakan brand dan dikenal masyarakat meskipun Indonesia tidak ikut merayakan Thanksgiving.