"Gugup pasti, tapi saya fokus dan rileks. Ini adalah tugas negara dan saya merasa sangat bangga bisa melakukannya," kata Fifandra.
Kepercayaan yang diberikan padanya itu, kata Fifandra, merupakan anugerah yang tak ternilai. Fifandra pun menilai bahwa pencapaiannya hingga titik ini adalah berkat doa kedua orang tuanya, terutama ibunya.
"Saya juga berterima kasih sama ibu saya karena kalau bukan karena doa ibu saya, saya tidak akan sampai di titik ini," ujarnya.
Lain halnya dengan Andre Roland dari Papua Pegunungan, yang bertugas sebagai Komandan Kelompok 17. Andre merasa sangat terhormat bisa berdiri di depan Presiden dan seluruh bangsa Indonesia.
Bagi Andre, semangat dan doa dari keluarga serta teman-temannya di Wamena adalah sumber kekuatan yang membuatnya mampu menjalankan tugas dengan sempurna.
"Pengalamannya saya sangat bahagia dan bangga bisa tampil di depan Bapak Presiden dan khususnya menjadi Danpok 17, yang memimpin jalannya upacara juga," kata Andre.
Adapun upacara HUT Kemerdekaan RI kali ini terasa lebih istimewa dan menjadi sejarah. Dengan mengangkat tema “Nusantara Baru, Indonesia Maju”, upacara penaikan dan penurunan bendera diselenggarakan secara serentak di dua kota, yaitu Jakarta dan IKN dengan waktu pelaksanaan mengikuti Waktu Indonesia Barat (WIB).
Presiden Jokowi beserta Ibu Negara dan Presiden terpilih Prabowo Subianto hadir secara langsung di Nusantara. Sementara, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin didampingi Wury Ma’ruf Amin beserta Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka dan Selvi Ananda mengikuti upacara dari Halaman Istana Merdeka, Jakarta.
Pelaksanaan upacara di dua kota ini yaitu menunjukkan transisi perpindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Nusantara dan juga transisi keberlanjutan pemerintahan ke pemerintah yang baru.
(Febrina Ratna)