Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi penyusutan nilai jual kendaraan, antara lain:
- Usia mobil, semakin lama semakin turun nilai jualnya
- Merek mobil, mobil dari brand mewah biasanya mengalami depresiasi lebih besar
- Kondisi mobil, cat dan kondisi yang masih bagus dapat menjadi nilai plus
- Warna mobil, warna cat juga bisa memengaruhi penurunan nilai jual
- Jarak tempuh, semakin panjang jarak tempuh artinya semakin sering dipakai mobil tersebut, biasanya konsumen menghindari mobil bekas berjarak tempuh panjang
- Permintaan pasar mobil bekas
Melansir OCBC NISP (9/12), berikut ini adalah cara menghitung penyusutan nilai kendaraan atau depresiasi:
Umumnya nilai jual mobil baru akan menyusut sekitar 15-20 persen dari harga jualnya setelah satu tahun dibeli. Sementara untuk mobil yang sudah bekas, penyusutannya bisa lebih lambat dan kecil, yakni sekitar 10-15 persen saja.
Sebagai contoh, pengemudi B membeli mobil pada 2018 dengan harga Rp200 juta, kemudian pada tahun pertama nilai jual mobilnya turun 20 persen dari harga beli. Yakni Rp200.000.000 x 20% = Rp40 juta.
Kemudian pada tahun kedua, depresiasinya bertambah menjadi delapan persen dari harga yang sudah susut pada tahun pertama, yakni: