"Ini merupakan pencapaian yang patut diapresiasi bagi generasi muda, di mana sisi lain mereka pun harus paham memanfaatkan produk perbankan untuk keputusan finansial yang cerdas," kata Executive Director Marketing & Lifestyle Business OCBC, Amir Widjaya, dari data Financial Fitness Index (FFI) 2024 yang diterima pada Sabtu (17/8/2024).
"Dengan informasi yang tepat, inklusi produk perbankan, dan pengelolaan keuangan yang baik, mereka bisa menjadi smart spender dan smart saver. Hasil akhirnya mereka akan menciptakan keseimbangan antara kesenangan saat ini dan kesejahteraan finansial jangka panjang," tuturnya melanjutkan.
Director Consumer Insights di NielsenIQ (NIQ) Indonesia, Inggit Primadevi, menambahkan anak Indonesia sebenarnya sudah menunjukkan perubahan positif dalam perilaku keuangan.
"Di antara mereka yang sudah mencatat keuangan, 41 persen sudah memiliki dana darurat (sebesar 6 bulan gaji), angka ini naik sebesar 12 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, anak muda yang belum melakukan pencatatan keuangan, baru 21 persen yang punya dana darurat," ujar Inggit.
Menurutnya, hal ini menandakan peningkatan kesadaran akan literasi keuangan, bukan hanya dalam pengetahuan tapi juga dalam praktik. “Dengan memiliki dana darurat dan menerapkan kebiasaan mencatat keuangan mereka," kata dia.
(Febrina Ratna)