IDXChannel - Sebagian besar pegawai swasta maupun pegawai negeri sipil (PNS) sudah menerima Tunjangan Hari Raya (THR). Budaya berbelanja setelah menerima THR bisa menjadi sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Data survei YouGov terkait penggunaan THR menunjukkan, 58 persen generasi milenial lebih memilih menggunakan THR untuk menabung, 56 persen memilih untuk berbelanja, dan 56 persen untuk zakat atau donasi.
Berbeda dengan generasi milenial, generasi z memiliki kesadaran finansial lebih tinggi dari generasi lainnya ditunjukkan dengan 64 persen memilih untuk menabung dan 31 persen untuk investasi.
Data tersebut mencerminkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengatur keuangan cukup membaik sebagai upaya menjaga keuangan keluarga.
Pada 2025 merupakan masa yang penuh tantangan ekonomi. Hal ini tercermin pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat kelas menengah mengalami penurunan 9,48 juta orang, dari yang semula 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024, sehingga dinilai menjadi salah satu faktor turunnya daya beli pada masyarakat.
Untuk itu, dalam mengelola THR ini masyarakat perlu berhati-hati dalam mengatur pengeluaran.
Marketing, Alternate & Direct Business Group Head Astra Life, Windy Riswantyo mengatakan, kondisi saat ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk mengatur alokasi THR berdasarkan skala prioritas kebutuhan.
"Di tengah situasi ini satu hal yang tetap jadi prioritas utama adalah menjaga ketahanan finansial keluarga tanpa menghilangkan esensi Hari Raya Idul Fitri," ujar dia dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (26/3/2025).
Simak tiga cara menentukan prioritas saat menerima THR:
1. Penuhi kebutuhan esensial lebih dulu
Tahun ini, prioritas belanja THR masyarakat bergeser pada kebutuhan yang lebih esensial seperti, untuk makanan, kebutuhan rumah tangga, hingga kesehatan.
Dengan memenuhi kebutuhan esensial, akan mempermudah menjaga stabilitas keuangan keluarga. Mudahnya, di tahap ini bisa mulai menyesuaikan budget yang keluar khususnya di bulan Ramadan.
Contohnya seperti, bisa membatasi kekerapan berbuka puasa bersama rekan-rekan atau mencari alternatif tempat berbuka puasa yang lebih terjangkau secara harga.
Selain itu, budaya mengirim hampers, disesuaikan dengan memilih barang yang lebih berguna dan secara harga lebih terjangkau.
Mendekati Lebaran, budaya beli baju lebaran sebagai reward terhadap diri sendiri dan keluarga juga bisa disesuaikan dengan mencari baju lebaran yang tidak menggerus keuangan.
2. Prioritas menjaga keluarga
Berikhtiar mempersiapkan masa depan yang terbaik memang lebih baik dimulai dengan segera, supaya keluarga tetap terjaga.
3. Gunakan untuk investasi
Apabila kedua prioritas sebelumnya sudah terpenuhi dan masih memiliki sisa, Anda bisa menggunakan dana dingin tersebut untuk berinvestasi.
Di tengah melemahnya daya beli masyarakat dan menurunnya kelas menengah pada 2024, investasi yang paling aman saat ini adalah pada instrumen yang stabil dan memiliki risiko rendah, seperti emas, deposito berjangka, dan obligasi pemerintah.
Emas tetap menjadi aset yang tahan inflasi, sementara deposito dan obligasi memberikan kepastian imbal hasil dengan risiko minimal.
Selain itu, diversifikasi ke reksa dana pasar uang juga bisa menjadi pilihan bagi masyarakat yang mencari likuiditas tinggi dengan potensi imbal hasil lebih baik dibanding tabungan biasa.
(Fiki Ariyanti)