sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Legitnya Bisnis Virtual Office, Diburu Startup dan UMKM Modal Tipis

Milenomic editor Fiki Ariyanti
23/12/2022 18:54 WIB
Hive Five menjadi solusi penyewaan kantor non fisik atau virtual office. Intip legitnya bisnis virtual office di pasca pandemi.
Legitnya Bisnis Virtual Office, Diburu Startup dan UMKM Modal Tipis. (Foto: MNC Media).
Legitnya Bisnis Virtual Office, Diburu Startup dan UMKM Modal Tipis. (Foto: MNC Media).

"Jika buka bisnis, kamu pakai alamat rumah sebagai kantor dengan alamat kantor di SCBD (virtual office) misalnya, pasti trust-nya berbeda kan. Jadi, ini solusi buat mereka," tambahnya. 

Bisnis virtual offine ini, diterangkan Henry, sama seperti sewa kantor fisik. Akan tetapi, hak klien hanya sebatas alamat kantor yang bermitra dengan Hive Five saja. 

"Pelaku startup atau UMKM mereka menyewa alamat, mendapat fasilitas surat menyurat, nomor telepon bersama, penggunaan meeting room. Jadi, mereka dapat kontrak sewa," paparnya. 

Dengan menggunakan virtual office, sambung Henry, pelaku usaha tidak perlu banyak keluar biaya untuk menyewa kantor fisik. Di Hive Five, katanya, sewa kantor non fisik hanya sekira Rp2 juta per tahun saja. 

"Pelaku usaha startup dan UMKM yang masih merintis kan skala main power dan karyawannya belum terlalu banyak. Poin penting bisnis pun harus efektif dan efisien, sehingga mereka tidak terlalu banyak keluar biaya melalui virtual office," jelasnya. 

Dalam membangun jaringan bisnis virtual office, perusahaan yang didirikan Sabar L. Tobing pada Januari 2019 ini menggunakan konsep atau model bisnis kolaborasi. Kolaborasi dengan para penyedia kantor virtual yang lebih dulu eksis. 

Semua itu adalah buah pemikiran Henry yang awalnya hanya sebagai karyawan di Hive Five. Berbekal ilmu marketing yang dikuasainya, pria tersebut berhasil mengubah masa kesulitan pandemi menjadi peluang, sehingga mengantarkan Hive Five berkembang pesat dan dikenal banyak orang hingga saat ini. 

"Saya bukan foundernya. Saya tadinya karyawan Hive Five. Saya masuk sini di masa krisis pandemi saat semua bisnis wait and see dan banyak yang tiarap. Tapi ada bisnis yang growth, seperti transportasi, kesehatan, perdagangan, itu yang saya jadikan peluang," katanya. 

"Saya tidak bakar uang sama sekali di Google. Semua saya sendiri yang jalani dari awal, promosi sendiri, door to door, aktif di sosial media, bikin design, dan lainnya," paparnya. 

"Itu karena saya berkolaborasi dengan penyedia virtual office yang sudah eksis lebih dulu. Jadi saya tidak menyewa kantor mereka (mitra)," ujarnya.  

"Kalau ada klien butuh virtual office di suatu kota misalnya, saya arahkan ke mitra. Mereka yang menjalankan operasional, terima pembayaran full dari konsumen, lalu mitra bayar komisi ke kami dengan besaran tergantung kesepakatan di awal," jelas Henry. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement