Maka dari itu, jaringan virtual office Hive Five tersebar di sejumlah kota-kota besar di Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Bali. Sementara virtual office atau cabang milik Hive Five berada di 18 Office Park, Kelapa Gading, Kebun Jeruk, Sunter, dan Alam Sutera.
"Inilah yang dinamakan model bisnis kolaboratif, lokasi-lokasi kami bukan milik saya 100 persen. Makanya ke depan, jaringan virtual office kami bisa menjangkau seluruh kota besar di Indonesia, biar semua bisa merasakan legitnya bisnis virtual office," ujar Henry.
Selain bisnis penyewaan virtual office, ternyata Hive Five menerima jasa pembuatan legalitas untuk PT, CV, Firma, Yayasan, Koperasi, dan lainnya. Klien tinggal duduk manis, dan semua akan diurus oleh perusahaan Henry, mulai dari akta sampai NPWP, E-FIN, dan buka rekening untuk keperluan perpajakan.
"Tarif jasanya, untuk PT Rp4 juta, CV Rp3 juta, Penanaman Modal Asing (PMA) Rp10 juta, Firma Rp2,5 juta. Yayasan tarifnya Rp3 juta, dan Koperasi Rp5 juta," tuturnya.
"Untung bisnis ini tipis, tapi kan volume transaksinya banyak," katanya.
Ke depan, Henry mengungkapkan, Hive Five berkeinginan menjadi marketplace bagi para penyedia virtual office, sehingga mampu menyerap banyak tenaga kerja.
"Kami lagi setup ke arah ingin jadi marketplace orang-orang yang mau bikin usaha dengan virtual office. Kami distribusikan ke partner di seluruh Indonesia," jelasnya yang mengaku saat ini memiliki 133 karyawan dari sebelumnya hanya tiga orang.
Di penghujung acara IG Live, Henry membagikan tips bagi siapapun yang ingin membuka jasa penyewaan virtual office. Pertama, fokus pada bidang yang dikerjakan saat ini. Kedua, memiliki atitude yang baik untuk menjaga hubungan dengan pelanggan atau klien.