3. Generasi Kreatif tapi Tidak Tahan Tekanan
Generasi strawberry dianggap tidak mampu menghadapi berbagai tekanan sosial sebagaimana generasi orang tua terdahulu. Padahal generasi tersebut memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi jauh di atas generasi sebelumnya. Generasi ini memiliki begitu banyak gagasan-gagasan kreatif.
Menurut Rhenald Kasali, generasi ini memiliki akses untuk menyerap berbagai informasi di media sosial dengan mudah dan cepat seperti spons menyerap air. Sayangnya, informasi-informasi yang diterima terlalu cepat dan memberikan pengaruh kepada mereka berupa self diagnosis yang kurang tepat. Itulah mengapa kebanyakan dari generasi ini sering mengeluh butuh healing, butuh liburan, dan lain sebagainya.
4. Lahir di Lingkungan Keluarga yang Cenderung Sejahtera
Fakta menarik generasi strawberry tidak terlepas dari bagaimana generasi ini terbentuk. Generasi strawberry berasal dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang sudah maju. Rata-rata mereka tumbuh dengan perkembangan teknologi yang pesat. Ini juga alasan utama mengapa generasi ini hebat dan kreatif.
Sayangnya, dimanjakan oleh berbagai kemudahan membuat mereka akhirnya tumbuh dengan mental yang lemah. Mereka gampang merasa putus asa dan menyerah.
Rhenald mengatakan bahwa hal ini terjadi karena didikan para orang tua yang membesarkan anak-anak di kondisi yang lebih sejahtera.
Mereka cenderung tidak ingin anaknya mengalami kesulitan yang mereka alami sehingga anaknya cenderung dimanjakan. Inilah mengapa para anak muda generasi ini tak hanya butuh asupan pengetahuan, tapi juga membutuhkan pelatihan mental.