sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mau Mulai Investasi Sejak Jadi Mahasiswa? Yuk Simak Tipsnya

Milenomic editor Taufik Budi
15/11/2021 08:45 WIB
Terdapat tiga pilihan bagi mahasiswa atau taruna untuk melakukan investasi yakni obligasi, reksadana, dan saham.
Terdapat tiga pilihan bagi mahasiswa atau taruna untuk melakukan investasi yakni obligasi, reksadana, dan saham. (Foto: MNC Media)
Terdapat tiga pilihan bagi mahasiswa atau taruna untuk melakukan investasi yakni obligasi, reksadana, dan saham. (Foto: MNC Media)

IDXChannel Investasi menjadi kata yang menarik saat ini karena banyak diperbincangkan di media sosial hingga angkringan kopi tepi jalan. Bukan hanya pengusaha dan kalangan berduit, anak-anak muda pun tak mau kalah ingin menggeluti investasi.

“Kalau kita memiliki jiwa entrepreneur tentu tidak lepas dari investasi dan manajemen keuangan. Ini yang sangat penting. Jadi sebesar apa pun penghasilan kita, kalau kita tidak bisa memenej keuangan, maka besar pasak daripada tiang,” kata Direktur Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin), Akhmad Nuriyanis, Senin (15/11/2021).

Untuk itu, pihak kampus tak hanya memberikan pendidikan akademik tetapi juga getol menanamkan jiwa kewirausahaan dan investasi kepada taruna. Di antaranya menggelar pelatihan atau seminar dengan mengundang praktisi dan pakar ekonomi.

“Program penguatan ekosistem kewirausahaan ini sangat penting karena sepandai-pandai apa pun kalau kita tidak punya jiwa berwirausaha, maka untuk mengembangkan profesi apa pun kita akan mendapat kesulitan,” imbuhnya.

Relationship Manager Emerald BNI 46 Anindya Menur, dihadirkan dalam workshop bertajuk Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Polimarin Tahun 2021. Perempuan cantik itu mengatakan, terdapat tiga pilihan bagi mahasiswa atau taruna untuk melakukan investasi yakni obligasi, reksadana, dan saham.

“Persiapan investasi yang pertama adalah dananya ada. Kira-kira alokasinya dana adalah dana yang tidak akan dipergunakan. Yang kedua harus tahu nanti masuk rumah investasi yang mana, investasinya harus ditentukan ingin masuk reksadana, obligasi, atau masuk saham,” terang dia.

“Ketiga, harus milih kira-kira mau transaksinya di mana, di bank, di penyedia portal-portal penyedia investasi, atau mau langsung ke broker, manajer investasi langsung, itu yang harus dipersiapkan,” lanjut dia.

Menurutnya, investasi juga tak harus diawali menggunakan dana besar. Oleh karenanya, kaum milenial dengan bekal uang saku atau tabungan bisa disisihkan untuk memulai investasi. Setelah mengetahui  pola bisnis dan pergerakannya maka bisa menambah atau mengalihkan ke investasi lain.

“Apakah untuk investasi uangnya besar? Bisa dimulai dari yang kecil-kecil sesuai kemampuan, itu sudah bagian dari investasi. Ketika cocok pasti akan nambah, ketika betah, pasti akan memulai lirik yang lain, karena investasi kita tidak bisa di satu produk saja,” ungkapnya.

“Intinya kita tidak boleh naruh keseluruhan uang kita, di satu produk, tapi kita boleh menaruh uang kita di berbagai macam produk. Nanti kalau sudah nyaman, sudah memperoleh keuntungan, pasti akan menambah terus. Biar pinter nanti wajib melakukan perbandingan, jadi punya di tiga tempat (investasi) nanti dianalisa saja bagus yang mana tempat A, B, atau C,” beber dia.

“Kalau punya uang Rp1 juta dibagi tiga, coba produk ini dan itu. Kalau uang Rp500 ribu juga dibagi tiga atau dua. Yang penting poinnya kita harus belajar belajar dari masing-masing investasi ini pergerakannya bagaimana, history-nya bagaimana, kemampuan imbal hasilnya seperti apa susah enggaknya ketika dicairkan. Itu penting,” pungkasnya. (TIA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement