IDXChannel—Apa risiko flexing ketika mudik? Flexing dalam konteks media sosial, diartikan sebagai pamer pencapaian, kepemilikan atas suatu jenis harta, dan gaya hidup untuk membuat orang lain terkesan.
Perilaku flexing sering diidentikkan dengan perilaku FOMO (fear of missing out) dan gaya hidup konsumerisme, di mana seseorang terobsesi atas kepemilikan barang. Konsumerisme didorong oleh keyakinan bahwa kepemilikan tersebut dapat membuat bahagia.
Individu dengan gaya hidup konsumerisme sering terjebak dalam pola pikir serba up to date, terdorong untuk memiliki barang-barang terbaru ataupun event-event terkini yang dianggap keren dan bergengsi sebagai simbol status sosial.
Istilah flexing mulai menjamur di era media sosial, tetapi perilaku pamer demi gengsi ini juga berlaku di dunia nyata pada sebagian orang, dan mudik adalah salah satu momentum di mana orang melakukan flexing.
Kumpul keluarga besar tak hanya dijadikan ajang temu kangen, tetapi juga dijadikan ajang pamer pencapaian, seperti yang diulas dalam laman resmi Muhammadiyah pada artikel bertajuk ‘Mudik Bukan Ajang Flexing untuk Pamer Keberhasilan di Kampung Halaman.’