Dalam penjelasannya, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan terkadang mudik menjadi arena pamer untuk menunjukkan kekuatan dan keberhasilan bagi para perantau.
Padahal kebiasaan pamer saat mudik ini, menurut dia, pada akhirnya membuat anggota keluarga lain yang merasa tidak berhasil menjadi tidak berani mudik karena merasa rendah diri dan cemas untuk menghadapi keluarga besar.
Selain berdampak buruk bagi orang lain, flexing juga membawa risiko pada diri sendiri. Melansir Halodoc (24/3), berikut ini adalah risiko flexing:
1. Terus Merasa Kurang
Salah satu dampak flexing adalah membuat seseorang terus menerus merasa kurang. Karena terus menerus terpapar konten-konten flexing, individu merasa juga harus menunjukkan sesuatu agar dianggap berhasil.
Sementara konten-konten flexing tak akan ada habisnya. Jika hasrat flexing ini terus dituruti, individu berisiko untuk kesulitan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya saat ini.