Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang Eko Sri Yuliadi mengatakan, dari jumlah 60 ribu UMKM yang belum terverifikasi datanya, mayoritas belum memiliki pasar yang pasti.
"Setiap usaha masyarakat ini apabila belum mempunyai pasar yang pasti, mereka usahanya berubah-rubah, ketika dia sudah settle, dia punya brand, baru kita resmikan, dia punya merek NIB, izin halal, kemudian nutrisi dan lain sebagainya," kata Eko Sri Yuliadi.
Kendati baru sekitar 21 ribu yang terverifikasi, nilai perputaran ekonomi yang dilakukan oleh pelaku UMKM cukup menggiurkan.
Terlebih di sektor UMKM kuliner yang tumbuh pesat hingga 15 persen, naik dari tahun 2023 yang mencapai 19 ribu yang terverifikasi. Hal ini disebabkan beberapa kali terdapat hari libur panjang, serta musim penerimaan mahasiswa baru.
"Kalau perputaran ekonomi masing-masing UMKM belum termonitor. Tapi dengan pertumbuhan ekonomi sekarang 6,32, Kota Malang di atas nasional dan Jawa Timur, itu menunjukkan UMKM kita cukup besar," kata dia.
(NIY)